Menyapa Penulis

Kenalin Gw Don, Panggil Aja Don't Lose Hope Veri......

 

Di perancis dan itali, 2021

Entah mengapa di kala usia-usia saat itu, senang sekali berfoto. Pada dasarnya manusia menyukai eksistensi mungkin darisana ya? Entahlah, kini di usia 22 pertengahan pun masih dirasa begitu namun lebih ingin dilihat sebagai seorang yang bisa diakui secara skill dan karya, itupun masih terlunta-lunta. Proses ini pun masih terus berjalan, dan ini hanyalah sedikit yang aku ingin sampaikan, Selamat menyimak :)

Terlahir di bandung, 12 Desember 1996 di hari kamis pukul 10.50 pagi menuju siang. Nafas pertama di dunia, tanpa beban hidup dan pikiran apapun aku tumbuh menjadi anak yang manja dan cengeng. Mendaftar sekolah dasar diusia 7 tahun, di sebuah SD tempat umi bekerja, yaitu di SD Mutiara Bunda. Aku dikenal sebagai anak yang aktif dan banyak berbicara, menjalani kehidupan awal sekolah yang cukup berkesan sampai akhirnya di tahun 2009 lulus dengan nilai yang cukup masuk ke sekolah menengah pertama, tepatnya di Jl. Mutiara no.15 yaitu SMPN 13 Bandung.

Terdapat sedikit culture shock, dengan lingkungan yang berbeda dari sebelumnya. Cukup lama sampai aku bisa menerima kondisi baru di lingkungan yang baru ini, karena disini saling ejek-mengejek adalah kedekatan bukan seutuhnya hujatan, berbeda ketika aku di sekolah yang sebelumnya. Mengenal dunia warnet dan menghabiskan sekitar 3 jam perhari selepas pulang sekolah membuat aku menjadi gamers yang gitu-gitu aja, ga jago jago banget. Sampai semua itu perlu dihentikan karena mengganggu jadwal bimbingan belajar menjelang Ujian Nasional (ps. ketahuan guru bimbel lalu dicepuin ke umi)

Selepas itu aku melanjutkan pendidikan di SMA Mutiara Bunda, duh kaku gini ya ngejelasinnya hahahaha.. Memang mesti sabar mengenal orang it. Lanjut nih, bersama yang lainnya saya lulus di tahun 2015 dengan nilai yang cukup, ambisi nilai dan lainnya sudah tidak terlalu dipikirkan lagi. Pada kertas SNMPTN yang telah dicetak aku memilih jurusan Teknik Industri dan Perencanaan Wilayah yang mana bukan sangat merepresentasikan-ku. Tidak diterima di PTN pilihan, jelas. mungkin akan sangat bingung-dan entah ada dimana sekarang, lalu melanjutkan magang menjadi jurnalis ala-ala di website salman itb selama sekitar 4 bulan. Aku pun mengikuti beberapa pelatihan jurnalis dan lainnya untuk mengisi waktu. Di penghujung tahun 2016 aku mengikuti bimbingan belajar untuk sekali lagi mengikuti Ujian masuk Perguruang tinggi dengan harapan : masuk ke PTN yang benar-benar diinginkan yaitu di bidang Biologi.

Semua telah dilakukan, dan lagi-lagi ini bukan aku. Melirik-lirik beberapa sumber di Internet dan akhirnya aku memutuskan untuk kuliah di bidang Desain, di Itenas. Sampai saat ini, aku merasa tepat, tidak ada penyesalan dan semoga ini adalah jalan yang benar-benar akan menjadikan aku menemukan jalan ninjaku

Di Kampus aku menjadi orang yang aktif bergerak dan menolak beristirahat, entah mengapa. Jiwa-jiwa eksplorasi saya rasakan kental di kampus ini. Ini berbeda, ini menyenangkan. Di tahun pertama berhadapan dengan mata kuliah awal dan senior-senior yang menantang, wah suka duka haru gembira dirasakan aku dan angkatan, tapi inilah yang membuat Itenas jadi kampus yang berkesan. Di tahun kedua, aku dan teman2 mulai masuk ke ranah himpunan, aku menjadi wakil Humas II mengurusi jalannya surat dan jalannya komunikasi dengan jurusan dan Bidang kemahasiswaan. Improvement dalam melobby orang lain akurasakan dan masih terus ingin dikembangkan (emm, tapi kadang masih degdegan hehe)

Dalam bidang desain sendiri, akumasih melakukan tahap eksplorasi (barijeung tara eksplor teuing sih hahahaha) dalam menentukan fokus. Beberapa diantaranya layouting, stensil, desain poster dan menulis. Selain itu, secara kesenangan itu beberapa sudah melalui tahap eksekusi, diantaranya pun masih berupa konsep. Tugas kuliah pun membantu mendorong itu, tapi tak cukup sampai disana. Eksplorasi ya harus berdasarkan diri, walaupun sampai saat ini masih banyak distraksi yang cukup membuat saya kadang-kadang murtad, seperti mencoba menggeluti musik, main papan dan jadi gila sendiri. Sampai saat ini pun masih terkesan adrenalin rush, belum cukup stabil namun mungkin ini serunya, yakin kok. Kita tunggu ya di akhir tahun ini, dan kita akan kembali menceritakan eksplorasi ini.

Whatever it takes, semoga kita terus melangkah, tidak pernah benar benar berhenti berjalan selama masih mengalir oksigen dalam sebongkah cerebrum dan cerebellum



Di sebelah Satria Djulfikar dengan baju subhumans, di Imadji
Senin 20 Mei

p.s : Narasi ini mungkin membosankan untuk dibaca, mari bertemu untuk berdiskusi, saya tidak se membosankan itu kok :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulit

Sick of You

Kacau saja