Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

KOSONG

Kacau saja

Bagaimana bisa bergerak dan yakin ketika sudah tidak percaya keinginan sendiri? Hanya menjalani hari demi hari karena visi misi jangka panjang yang tak dijalankan dan sudah keburu tidak percaya dengan omong kosong diri sendiri pada diri sendiri. Permainan macam apa ini? Terhitung 3 tahun mungkin, lebih senang dan merasa hidup ketika membantu visi dan capaian orang-orang, karena tidak tahu apa lagi yang ingin dicapai, bukan karena sudah mendapatkan hidup yang ideal. Namun seperti tidak percaya pada keinginan sendiri saja, ekspektasi yang dikecilkan dan niat yang terkubur jauh di dalam. Cukup enak terlaksana, namun apakah hidup hanya untuk orang lain? Namun, kenapa tidak? dalam kekacauan pikiran, benang-benang kusut yang memenuhi kepala, tidak tahu harus apa sampah Kamis 26/03/20 pukul 3.41

Diantara Aku

Kali ini berdiam diri di beranda rumah, tanpa gawai, tanpa mifi dan tanpa kopi karena sudah pukul dua dini hari. Hanya segelas air, sebatang sigaret dan cemilan manis anak-anak. Diam diantara sunyi, tidak larut namun ikut ada disana, mengikuti beberapa menit dengan berdiam. Sesekali terdengar monolog diri mengenai eksistensi dan self-improvement yang belum juga terlihat batang hidungnya. Terbiasa hidup diiringi orang lain dan kini, dalam gejala pandemi yang makin makin mesti membatasi diri di ekosistem keluarga ini. Membahas mengenai pandemi yang sebelumnya sempat disinggung, entahlah ini semakin masif dan tidak terduga. Kematian seperti hal yang mulai diamini dan terus berlalu karena bertambah banyak setiap saatnya, tidak ada waktu bersedih terlalu lama karena esok masih akan ada kesedihan selanjutnya. Sosial media dengan segala informasinya terus memberitakan fenomena ini dari banyak sudut pandang, dari pemerintahan, swasta, pekerja, mahasiswa, dengan berbagai sikap yang memenuh

Dont have much time

Enggatau kenapa, beberapa kali membayangkan kematian tapi semestinya menjadi perhatian dan jadi kesadaran untuk mempersiapkannya, namun kenapa rasa ini begitu pasrah. Seolah nihil saja, walau aku yakin dengan dosa yang tercatat pasti akan jadi saksi ketika aku membisu nanti, saksi yang sebenar-benarnya dan semua organ tubuh dan hal lainnya berdatangan menyerangku atas apa yang telah aku lakukan di dunia ini. Namun sekali lagi. Kenapa? Kenapa ini hanya angin lalu belaka? Aku tahu banyak perbaikan yang mestinya dilakukan, namun tidak pernah kemana mana, aku hanya stuck dan diam di satu titik nyaman yang makin lama membunuh rasa dan kepekaan sebagai manusia,   Walaupun saat ini sudah cukup memikirkan faktor lain yang harus diemban seperti keluarga yang perlu dihidupi untuk beberapa tahun kedepan, baru saja, baru terpikir awal tahun ini. Tidak seperti sebelumnya, mungkin nanti aku ceritakan. Aku berharap, ketika kematian datang menjemput siapapun dengan cara apapun kita sudah cukup sia

Untitled

tempat ketika semua keluh dan peluh di rebahkan seperti air yang memeluk bebatuan yang jatuh ke permukaannya lalu menenggelamkan kerasnya mereka dan tenggelam dalam tenang semestinya begitu semestinya ruang gerak ini cukup untuk berkembang dan menemukan untuk kontemplasi pun kembali menghidupkan namun aku memilih ruang kecil di dalam diri karena kalian tak terima dan cepat menghakimi tidak mengapa mungkin kalian pun seperti itu sudahlah, aku lelah mengalah biarlah ego ini lepas landas dalam kehancuran - Rabu, 25/03/20 pukul 0.53 di atas semua isu pandemik yang menyebalkan

Sedikit Cerita Eksibisi “Wall of Fades : A Raw Canvas” di Bandung

Akhir pekan kemarin, cukup banyak kegiatan di Bandung dari mulai pembangunan jalan layang, pengalihan arus, pemotongan pohon tua dan eh naha jadi serius kieu? Padahal ada yang lebih serius di mata anak-anak muda bandung yaitu acara-acara musik dan eksibisi yang bisa dibilang ‘haratis’. Makanya asa banyak snapgram acara kan akhir pekan kemarin kan?  Salah satu dari acara yang meramaikan Ciumbuleuit atas kemarin adalah gelaran eksibisi jeans tahunan “Wall of Fades : A Raw Canvas” yang diinisiasi oleh INDIGO (Indonesia Denim Group) dan media komunitas jeans darahkubiru. Gelaran ini dilaksanakan pada 16-17 November lalu di Keep Keep musik tepatnya di Jl. Kiputih No. 1A. Hati-hati eksibisi ini bukan cuma sekedar eksibisi biasa nih warga kreatif, Brand lokal turut ikut serta dalam memeriahkan rangkaian acara kemarin diantaranya Sagara Bootmaker, NBDN, Hijack sandals, PMP, Oldblue Co, Bluesville, unkl347, Portee Goods, Pattent Goods, LTHRKRFT, Blue Muscle Union, Blue States Denim, Humbl

Sulit

Kenapa sulit, lalu lalang pikiran kadang cukup instens terjadi, mood sering kali mempengaruhi kata-kata dan perasaan yang makin meromantisasi dan melarutkannya, namun ketika sudah berhadapan dengan susunan huruf di depan layar, aku diam tidak berdaya. Sama ketika kau mengajaku bermain ke luar angkasamu.

Between You, Me, and 500 Days of Summer

Genre komedi yang tidak berlebihan dan kisah cinta yang klise tidak terlalu dirasa kental ketika aku menyaksikannya kembali. Eh kalem, ini bukan review film hahaha, kebawa-bawa soal UTS mata kuliah copywriting nih. Bukann, bukann itu tapi hubungannya relevan  antara aku, kamu dan 500 Days of Summer yang aku tonton dini hari kemarin lewat laptop nyetrum milik salah satu anggota keluargaku. Serius nyetrum :( Baru kesampaian lagi menontonnya, padahal udah pengen dari lama. Selain karena aktris favorit main disana yaitu si pujaan Zooey Deschanel dan enggatau kenapa ingetan lama pas pertama nonton film itu relate sama kejadian bulan-bulan kemarin. Anddd its true! Hampir mirip, ketika mereka berdua saling suka dan menjalaninya tanpa komitmen, tanpa paksaan dan intervensi. Sama kejadiannya, kita bareng dan saling bisa mengisi satu sama lain dan tidak berkomitmen, bedanya di realita tersebut itu dari aku tapi di film itu dari cewenya. Kita berdua sama sama engga bisa menjalani komitmen deng

Sebuah Hidangan Malam

Sekitar pukul sepuluh lewat dua puluh tiga malam aku tiba di depan rumah, mematikan bising mesin motor dan beranjak perlahan membuka pagar, mendorong masuk motor dan tidak lupa membawa hidangan yang masih terbungkus hangat. Hidangan spesial yang akhir akhir ini sering ku nikmati ketika malam, sedari kampus tadi aku telah memikirkannya. Aku bergegas masuk ke dalam kamar, mengganti pakaian rumah dan   segera menyamankan diri sebelum aku menyantapnya. Rasanya sudah tidak sabar membukanya, setelah menjalani riuhnya hari dalam segala kesenangan yang beberapa kali terasa fana, padatnya manusia dan semua hal yang masuk ke dalam diri secara sadar dan tidak, semua pesan tersembunyi yang masih berupa transkrip abstrak dalam otak dan seluruh kelelahan hati yang terus terulang. Akhirnya, segera berakhir di hari ini dan mungkin ini saat yang tepat menyantap hidangan ini. Saat semua telah sunyi dan aku mulai membukanya, perlahan dengan mata terpejam aku menikmatinya. Sebuah hidangan yang ku sebut

Sick of You

I dont know why, but you got me really. Hampir jarang membuka diri dan hati, disatu saat kamu bisa dengan cara yang tak biasa, tapi sungguh. Makin kesini terus terfikirkan dan tak teralihkan, walau salah. Kamu pun tahu itu, walau sama sama mau. Namun nanti bilang kalau nanti kamu mau berpaling, kalau kamu mau beri konsekuensi padaku atas pengakuan yg terlambat dan ketidakomitmenan ku. Setidaknya aku bisa tahu dan bersedih dengan jelas, tapi kalau tidak akupun tak tahu mesti apa jujur. Aku sering kehilanganmu dalam pikirku, biar saja mungkin ya? Biar aku merasa sesaknya ini, tak karuan dan membatu. Ini akan memakan waktu yang panjang, jikalau kita jadi bisa bersama, aku mungkin orang beruntung yang dipertemukan oleh mu, karna baru kali ini afeksi menjadi adiksi dan lagi, aku membatu melihat senyummu. Bucin tai anjing, 5/11 - - - Menanggapi hal ini, aku sudah mencoba menyelesaikannya dengan langkah berbicara padanya bahwasannya aku masih sayang, dan aku menerima kesedihan

Setiap malam, iblis menguasai diri seolah aku tak bisa lepas dari simpulnya yang sederhana bernama 'hasrat'

Kau Yang Pernah Ku Sebut : Rumah

Dimanapun itu, aku ingin pulang tapi ketika engkau jadi rumahnya. Begini kah mungkin, aku tidak pergi terlalu lama walau sesekali menjauh dengan alasan yang entah kau mengerti atau tidak, bukan, bukan bosan. Sebaliknya aku tidak percaya terhadap alasanmu, terhadap kata-kata indah yang kau rangkai dan coba untuk tidak terlalu menyayat atau tidak terlalu realistis, aman saja, aman untuk aku terima. Terhadap setiap egomu yang menyenangkan itu, terhadap setiap nafsu kita yang saling sahut menyahut dalam sebuah permainan yang terlarang. Walau begitu kau, menjadi rumah yang mengamankanku dari ancaman diriku sendiri, menjadi tembok yang sering kokoh menerima sandaran beban-bebanku, menjadi atap yang berbunyi kala tertiup angin yang menemani dan menghiburku dan menjadi tempat aku memelukmu kala dunia mendorongku atas stereotip stereotip mereka Namun tidak serta merta semua kenyamanan ku dapat, sempat ku membenci dirimu atas harapan dan realita yang tidak sesuai, lemah aku tahu. dan ku sud

Kamu boleh, ko aku ngga?

Kalo kamu kangen, kamu boleh ngabarin aku tapi kenapa aku gabisa nahan buat respon kangennya kamu ya? Giliran aku yang kangen, boleh boleh aja kamu ngga respon kangennya aku, hmm ko bisa gitu ya? Alhasil uring uringan dan gelisah ga tentu arah, ah yaudah. Aku coba buat larang aku respon kamu, dan aku larang kamu kangen sama aku, biar kita jadi kita yang awal banget, ketika gaada apa apa diantara kita. Mungkin bakal lebih enak kaya gitu di Draft dari kapan tau Sabtu, 21 Maret pukul 19.37