Kau Yang Pernah Ku Sebut : Rumah

Dimanapun itu, aku ingin pulang tapi ketika engkau jadi rumahnya. Begini kah mungkin, aku tidak pergi terlalu lama walau sesekali menjauh dengan alasan yang entah kau mengerti atau tidak, bukan, bukan bosan. Sebaliknya aku tidak percaya terhadap alasanmu, terhadap kata-kata indah yang kau rangkai dan coba untuk tidak terlalu menyayat atau tidak terlalu realistis, aman saja, aman untuk aku terima. Terhadap setiap egomu yang menyenangkan itu, terhadap setiap nafsu kita yang saling sahut menyahut dalam sebuah permainan yang terlarang. Walau begitu kau, menjadi rumah yang mengamankanku dari ancaman diriku sendiri, menjadi tembok yang sering kokoh menerima sandaran beban-bebanku, menjadi atap yang berbunyi kala tertiup angin yang menemani dan menghiburku dan menjadi tempat aku memelukmu kala dunia mendorongku atas stereotip stereotip mereka

Namun tidak serta merta semua kenyamanan ku dapat, sempat ku membenci dirimu atas harapan dan realita yang tidak sesuai, lemah aku tahu. dan ku sudahi semua ini, aku tidak ingin pulang ke tempatmu lagi.

Di depan komputer, melanjutkan draft kemarin
Sabtu, 21 Maret pukul 19.43

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulit

Sick of You

Kacau saja